9.03.2011

This's The True Love



Dibawah Lindungan Ka’bah.
Ini dia, salah satu film indonesia yang buat saya suka. Sebenernya hampir satu minggu yang lalu saya nonton film ini. Pesannya selalu terngiang ditelinga saya. Film religius yang bertemakan cinta. Awalnya emang agak bosan, tapi akhirnya bisa bikin wajah dan tangan saya basah karena air mata-harusnya jangan lupa bawa tissue.




Jujur saya tidak pernah paham cinta karena Allah swt itu seperti apa. Tapi acting Junot dan Bella sukses buat saya percaya kalau ada konsep cinta yang melibatkan Allah sebegitu dalam. Cerita yang diadaptasi dari novel K.H Buya Hamka ini juga bisa buat saya percaya bahwa mungkin-didunia yang fana ini juga ada sosok Hamid yang hampir mendekati sempurna. Walaupun ada adegan-adegan yang garing, iklan yang terlalu dipaksakan, atau setting tempat yang hampir sama dalam love story tapi saya sangat suka keseluruhannya terutama ending yang sedikit berbeda dari film pada umumnya.


Sebetulnya yang buat saya banjir air mata bukan karena jalan ceritanya, tapi lebih karena pesan yang terkandung didalamnya yang benar-benar sampai ke hati.

"Ketika kamu nggak punya siapa-siapa selain Allah, ingat kalau sebenarnya Allah itu lebih dari cukup."

Kenapa ya, kita sering kali lupa sama hal-hal yang begitu besar? Saya kerap kali sedih saat seseorang lupa akan-sesuatu yang cukup berarti untuk saya.
Kita takut saat pulang malam sendirian. Kita takut saat-saat mengikuti ujian, yang kita tau jelas bahwa takkan ada satu orangpun mampu bantu diri kita. Kita takut akan banyak hal.
Kita takut akan kesunyian, kegelapan, kesendirian tapi kita lupa satu hal bahwa sebenarnya kita tidak pernah sendirian.
Allah akan selalu menemani walaupun kita merasa luar biasa sendiri.
Air mata saya tidak sanggup ditahan dengan percakapan yang diurai ibunya Hamid menggunakan kalimat ini.

Kalau kata Hamidsaya cuma butuh keyakinan sama cinta untuk tetap berjalan di tengah badai.” saya agak bingung sebetulnya. Kalau Hamid itu ada dan saya kenal dia, sebelum film ini berakhir saya akan bertanya “kamu lebih cinta mana, Allah atau Zainab?”
Kita harus tau sebenarnya sebesar-besarnya cinta dua umat manusia, akan jauh lebih indah ketika mereka lebih mencitai Allah dibanding satu sama lain.
Oya ada kalimat seperti ini "Dunia ini terlalu sempit untuk cinta kita..."
Woow! Saya bahkan nggak pernah kepikiran hal itu. mungkin ngga sih.. ada cinta yang begitu besar, sampai dunia aja nggak muat untuk menampungnya?
Ya, mungkin ada dan ternyata cinta itu cuma cinta untuk Allah.

Mungkin kapan-kapan saya akan nonton lagi film ini. Terimakasih pada Allah dan seseorang- yang telah memberi saya kesempatan untuk belajar dari film ini.
Salah ga yaa? Jika saya berharap akan sosok Hamid dalam diri seseorang yang akan saya cintai kelak. Agar ia dapat mengajari saya seperti apa cinta karena Allah itu sesungguhnya.