8.30.2011

titik balik (quin* DM)


Baiklah, kau mengajarkanku sesuatu hari ini.
Sesuatu telah membuatku terkejut. Entah darimana kau dapatkan kata-kata sebijak itu yang sekaligus kritikan tajam bagiku.
Tuhan menciptakanmu berbeda. Mengapa?
Karena kau istimewa.
Aku tau persis, banyak orang diluar sana mengagumimu. Berkata dan menulis panjang lebar untuk menggambarkan hebatnya dirimu.
Mungkin termasuk diriku setelah apa yang aku lalui bersamamu. Memberiku banyak pengalaman mengenai Joe-Mal ataupun time-out -Yang sama sekali tidak ada atau hanya khayalanmu semata.
Dan aku mengerti itu, hal yang cukup membantuku memahami penjelasanmu.
Apapun itu, aku lebih melihatmu sebagai seorang pejuang. Seorang pejuang yang tidak akan mundur hanya karena kecilnya harapan untuk berhasil.
Dan aku melihat itu. Akupun dapat merasakan saat segala sesuatunya harus berubah.
Dan.. kau membuatku malu, sungguh. Aku merasa kecil dihadapanmu.

“selama ini mungkin kau hanya berjalan sambil tidur dan takut untuk bangun. Karena itu, sangat
mudah mengacaukan seluruh hidupmu hanya dengan beberapa waktu yang lengah”
aku mengangguk. Dan sekejap menghilangkan pandangan untuk mencerna apa yang kau katakan.
Tidak masuk diakal. Tapi bukankah hampir semua memang begitu?
Ini adil menurutku. Terimakasih!
Akhirnya aku mengerti maksudmu. Hingga seseorang menyadarkanku ada yang jauh lebih penting darimu. Aku terperanjat, berlari dan melemparmu. Namun huruf demi huruf yang kemudian bersatu menjadi sebuah kata dan terangkai menjadi barisan kalimat yang menggugah itu telah tertanam kuat di memoriku. Semoga ini yang disebut titik balik itu.

8.24.2011

Kemarau


 

Aku ingin menulis sesuatu setiap kali berjumpa denganmu.

Dari sini aku bisa melihat kau sedang mengintipku dibalik jendela. Kadang kau ada diatas sandal yang kupakai, atau diatas dipan dimana aku biasa berbaring.
Tapi kemana kau sekarang? Aku tidak melihatmu terakhir ini.
Ada sesuatu yang terlupa saat aku berjumpa denganmu kemarin. Kau terlihat lesu.
Mengapa? Sedang tidak enak badan ya?

Seperti yang pernah aku katakan padamu, aku punya tiga impian kemarin, sekarang dan seterusnya.
Sebuah impian besar, sederhana dan satu impian kecil.

Aku pernah berharap agar menjadi aladin. Sehingga Jin mengabulkan tiga permintaanku itu.
Tapi aku bukanlah kartun aladin ataupun jasmine.
Honestly, diantara ketiga mimpi itu, salah satunya aku ingin bersamamu.
Aku bosan hanya memandangmu dari jauh. Aku bosan.
Bisakah kau berhenti memberiku air hanya satu sloki?
Aku ingin satu gelas penuh. Tanpa soda, ingat!

Mari berjalan bersamaku dibawah hujan dengan kaki telanjang. Lalu biarkan hujan menyembuhkanmu.

8.21.2011

Melati dari Jayagiri

Melati dari Jayagiri
Kuterawang keindahan kenangan
Hari-hari lalu di mataku
Tatapan yang lembut dan penuh kasih ...
Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Hati yang teduh dalam dekapan
Dan kubiarkan kau kecup bibirku
Mentari kelak kan tenggelam
Gelap kan datang dingin mencekam
Harapanku bintang kan terang
Memberi sinar dalam hatiku
Kuingat di malam itu
Kau beri daku senyum kedamaian
Mungkinkah akan tinggal kenangan
Jawabnya tertiup di angin lalu

malam


Hari ke-20 RAMADHAN
Minggu, 21 Agust. 11-- 21:40 aku masih asyik didepan laptop dengan jari yang terus beraksi diatas huruf, abjad-abjad.
Sempat kaget waktu liat tv, seorang wanita menarik sebuah pesawat 32ton.

Aku mengintip ke jendela
Malam memojok bersama selimut bulu yang baru
seperti mengisyaratkan ingin istirahat sebentar
Diluar udara dingin
Pohon tidak bergoyang ditiup angin
Sepi!

Mungkin aku disebut manusia merugi jika tidak beranjak, ambil wudhlu dan segera shalat.
Berdoa!! Bisikan dari arah kanan bersamaan dengan ibu yang menyuruhku berhenti.
Semoga malaikat mengunjungi rumahku, melihatku, berada disisiku, dibelakangku, dimana-mana.
Dan meng’amin’i permintaan permohonanku yang sederhana ini.

Selamat malam_

cried out


Yang saya rasakan malam ini--haus sekali. Mungkin akhir-akhir ini saya sering menangis.
Ada hubungannya atau tidak, saya tidak begitu peduli.
Saya hanya ingin mengakui, saya sedang terluka!
Tangisan ini juga bukan senjata.
Saya telah memiliki ancang-ancang untuk belajar melompat lebih tinggi sebelumnya.
Baik, menangis dululah yang puas!

Kamu pernah menangis. Kalian juga pernah menangis.
kalian menagis justru ketika saya masih sangat bisa berdiri kuat.
Mungkin saya harus banyak belajar darimu kawan. Dimana letak jiwa yang kuat itu?
Mau bantu saya menemukannya? Mungkin jiwa ini sedang transparan.
Terserah kamu bilang apa.. aku mengerti kamu peduli. Mungkin ini drama dan saya pemainnya. Terimakasih, tapi jika kita bertemu saya yakin, kita tertawa lagi.

Seseorang yang kuat justru terlihat sangat lemah ketika ia sedang menangis.
lemah, ya. Lebih lemah dari yang lain.
Sayang! Kalian tidak lihat itu dibelakang.
Seperti halnya ayah yang selalu meledak- mungkin akan membuat seorang anak berlari ketakutan namun sang anak masih tertawa.
Sangat berbeda. ayah yang tidak pernah marah akan terlihat lebih (seram)-hanya dengan pelototan yang kurang dari dua detik.

Aku tidak menangis saat jatuh dari sepeda, aku tidak menangis karena dimarahi ayah dimarahi guru, aku tidak menangis saat kulitku tergores, aku tidak menangis kakiku berdarah, meski tubuhku bergetar hampir pingsan.
Aku ini masih seperti dulu.

Mungkin aku lembut tapi aku tidak lemah, mungkin aku menangis tapi aku tidak kalah.
Aku memang pernah berjanji untuk tidak menangis lagi. Perjanjian yang bodoh menurutku, seorang kesatriapun akan menangis ketika mendapati sahabatnya mati.

8.20.2011

sepatungu


Tidak satu aku melihatmu dua
Dua pasang sepatu yang sama
dua gadis berbeda
hebat
Tidak sengaja, hari tadi kami kembar
Banyak tawa
kemudian pergi jalan

R!




Segala sesuatu itu butuh proses.
Selama proses itu ada, artinya akan ada sesuatu yang dihasilkan. Meski belum dapat ditentukan kapan dan bagaimana. Tapi aku yakin proses yang lama akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar, baik nilai atau harganya. Proses belajar, proses apapun.
Termasuk proses untuk menemukan seorang yang tepat.
Begitulah hidup, segala sesuatunya tidak akan lepas dari sebuah proses.

Waktu menulis ini, tiba-tiba aku mengingatmu.

Proses mencintaimu yang tidak sederhana tentu saja.
Berawal dari ketidaktauan mengenai siapa kamu, namamu, tempat tinggalmu dan segala sesuatu tentangmu. Aku tidak tau sama sekali. Tidak ingin tau.
Tapi ada sesuatu yang memaksaku. Memaksa diri untuk bertanya “siapa dan yang mana”
Penasaran itu ada.

Aku bisa memandangmu kala itu, dari balik jendela kelas muram, agak jingjit. Kau tepat berada dihadapanku. Berjumpa denganmu didepan kelas, dijalan, dikolam renang adalah hal yang menyenangkan. Setidaknya ada yang bisa aku lirik.
Ada sesuatu yang menarik pengelihatanku saat itu. Sesekali aku menoleh kearahmu dan memastikan kaupun sedang melihatku. Saat pandangan kami bertemu, ingin rasanya melempar senyum padamu namun berat.berat.

Rasa itu berlalu
Seperti hembusan angin yang menjadi dingin
Tak diingat sama sekali
Tapi selalu kurindukan

Kembali. Kini kamu ada dilayar handphone dengan sejumlah angka berderet (tanpa nama).
Kehadiran itu seperti sebuah CD memorian yang diputar ulang. Atau seperti album kenangan berdebu yang tidak sengaja dibuka hendak dibersihkan.

Aku tau, hatiku loncat-loncat saat mengenalmu kembali. Sedikit lebih dekat kali ini.
Tidak hanya senyum, aku menghabiskan waktu berdua bersama gagang telepon yang mulai panas.
Aku dapat mendengar bisikan dan merasakan hembusan nafasmu disana.
Hatiku bilang “ingin jatuh cinta lagi”
Benar, pikiran dan hati sinkron. Mereka ingin kamu ada disini tuan. Maukah?
Menunggumu dipinggir jalan dekat sekolah itu mengesalkan!
Memandangi teman-teman yang hendak pulang, menyapa dan melambaikan tangan.
Tapi hatiku senang melihatmu datang.
Jika dulu aku tidak mengenalmu, mungkin sekarang juga.
Kini tak lagi sama.
Entah darimana seperti ada masa dimana kita pernah besama.


Tiba-tiba aku sedih, mengingat tentangmu untuk kedua kalinya. Pilu.
Kali ini aku melihatmu lebih seperti air mata yang jatuh.

Mencintaimu tidaklah mudah. Terkadang aku yakin, kemudian ragu, yakin, ragu.
Aku mencintaimu bukan untuk sementara. Percayalah.
Sayang
aku merasa ada kalanya kau mencintaiku penuh-penuh kemudian menarik kembali cinta itu perlahan. Kamu tau, betapa menyakitkan rasa itu.
Memberikan harapan, kemudian dihancurkan kembali. Aku kangen, tapi kau tidak peduli.
“aku selalu cinta, tapi kamu tidak”

Melihatmu dengan orang lain itu tidak enak, seperti dipaksa minum obat pahit tanpa diberi minum.
Walau hanya foto atau mimpi sekalipun. Melihatmu berbincang dengan seseorang. Denganku tidak pernah se’asyik itu.
aku mengatakan “tidak apa-apa” padahal mataku berurai air mata.
Selama bersamamu, aku menemukan bahwa cinta ini murni. Mungkin aku hanya akan meminta imbalan yaitu hidup bersamamu. Terlalu dalam.
Kemudian aku harus menerima kenyataan bahwa cinta ini tidak ada. Aku tidak ingin menangis lagi.
Ada kata CUKUP menahan tubuhku yang  hampir jatuh.
Aku ingin mencintaimu seperti anak kecil saja. Seperti dulu. Hanya saling melihat tapi tidak saling memandang. Saling bertemu tapi hanya melihat dan melambai dari kejauhan.
Lalu aku menentukan sebuah keputusan. Mungkin aku harus beranjak, move on, melepaskanmu utuh. Hingga tidak ada sisa lagi dihatiku. Saling melepaskan itu lebih bijaksana.
Sangat berat mengatakan hal yang tidak aku ingini.
Ada tanda tanya besar diwajahmu. Namun terlalu sulit jika aku jelaskan.
Kata TIDAK menjelma menjadi sebuah air mata. Kasihan ia tidak bisa menjerit. Aku sudah membekapnya dengan kain berlapis-lapis dan menyimpannya dipaling pojok, diikat.

Kau akan melepaskanku mudah. Begitu saja.
Tapi aku salah. Menyayangi itu, merelakan pergi atau justru dengan penolakan lembut?
Aku suka caramu.
Mempertahankan itu hebat menurutku. Sangat keren.
Romantis. Aku melihat kesungguhan dimata itu. Seolah berkata aku tidak bisa tanpamu. Benarkah??
Memelas tapi tetap tersenyum.
Kau takut aku berpaling? Sungguh?
Berpaling itu hanyalah soal waktu. Tidak ada orang yang tau masa depan.
Menoleh dan berbalik badan itu mudah. Tapi sulit untukku, karena aku tidak mau itu.
Tertawa bersamamu aku suka. Aku suka duduk dekat-dekat denganmu. Nyaman berada disisimu, merasa terlindungi walaupun aku tetap sakit perut. Aku suka bahumu, ingin bersandar disitu.
Aku suka wangi parfummu. Pelukmu mungkin menyembuhkanku. 
Tidak ada kata kesempatan, tapi hanya ada keyakinan. Aku malah bersyukur telah memiliki seseorang. Dengar, aku tidak akan melepaskan tanganmu.
Aku berdoa pada Tuhan, jika boleh aku ingin memilikimu. Aku hanya ingin hidup bersamamu.
Tuhan hanya tersenyum saat itu.

8.19.2011

Meutia Yohanes



Aku mengenalnya sebagai sosok yang sempurna. Wanita sederhana yang takut air.

Saat itu aku terjatuh dari terotoar, bagaimananya aku tidak ingat. Mungkin pikiranku sedang kacau. Pergelanggan kakiku terkilir sedikit menyakitkan sehingga sulit untuk berdiri.

Menjelang maghrib jalanan sepi, membuatku betah duduk berlama mengusap kaki-sambil sedikit meringis. Dari ujung mata aku dapat melihat seorang wanita hitam manis agak sipit, segera mengangkatku berdiri tanpa basa basi.
Iya mengantarku pulang dengan kakiku yang mulai membengkak. Naik ojeg. Itu keren!

Perkenalan yang cukup sigkat dengan tempat yang tidak terduga.
Cici. Begitulah Meutia memanggilku. Panggilan akrab yang sering aku gunakan juga pada seseorang.
Dalam bahasa Chinese cici itu berarti kaka. Mungkin karena usiaku sedikit diatasnya.
Tapi dengan senang hati jika ia ingin menganggapku saudara perempuannya.

Hingga saat ini ia sering mengunjungiku. Menemani orangtuaku yang sedang sakit, mengasuh keponakannku, jalan-jalan *baca buku gratisan. Banyak hal aku lakukan bersamanya.
Ia akan lebih dulu tau daripada aku. Apapun. Sekalipun itu mengenai diriku.
Aku juga pernah menghampiri rumahnya-masuk kamarnya. Meja belajarnya penuh obat. Disana tertulis Nn. Meutia Yohanes.
Mungkin ia sedang sakit, batuk,pilek, radang tenggorokan, hydrophobia atau apalah. Aku tidak mengerti soal dunia kedokteran.
Bertanya soal itu? tidak cukup penting untukku. Akupun tidak ingin tau. Aku hanya tau dia bukanlah sosok Ariel putri duyung, karena ia sama sekali takut air. Namun bukan berarti ia tampil dengan kusut seperti rambut yang jarang dikeramas.
Justru dia sangat cantik, sosok yang ideal untuk seorang model menurutku. Hebat! Dia punya koleksi buku yang banyak.

Tentu saja, aku tidak pernah melihatnya menjalankan ibadah-sholat. Tapi aku pernah membantunya menghias pohon natal. Aku ingat benar lirik lagu lagu religi favoritnya.

Merasa bersalah, aku pernah memarahinya karena memakai kerudungku tanpa ijin. Entah dengan alasan apa, aku tidak bisa menjudge “tidak boleh”. Padahal ia terlihat anggun. Mungkin kalah cantik.
Sesekali ia membuatku kesal. Tidak ada sahabat yang sempurna, namun Meutia tetaplah sosok yang istimewa. Meski perbedaan adalah batas antara kami berdua.
Hatiku berbisik sambil mengacungkan jempol “aku cocok”

Dengan apa aku mengenalimu?
Mengenalimu membuat hal remeh menjadi mengejutkan-
Mengingatkan bahwa hidup itu beragam
Mengajari sesuatu, bahwa aku tidak sendirian.

Kita bersahabat seperti saudara..
Hari terasa indah saat kita bersama.

8.16.2011

bukansajak





Aku  melihatya dengan mata tertutup, berair. tangan yang dilipat diatas dada sedikit mendekati leher. Namun keduanya tidak saling menyentuh satu sama lain.
Dari awal hingga terakhir tetap dalam posisi yang sama. Mungkin kaku.
Sangat meyakitiku.

Aku berjalan menyusuri lorong rumahsakit yang panjang
dingin.. menggigil
Sendiri. “Mungkin sepi hanya perjalanan”
Jika aku jadi tuhan, akan ku biarkan orang lain yang melihatku
Tidak! biarkan aku
Bukan dia
Atau siapapun.


8.14.2011

PETANG




Sore hari, menjelang maghrib sekitar pukul 17.30 ketika itu saya mau menutup jendela, tiba-tiba pandangan saya terpaku kepada seorang bocah kecil, kira-kira usianya enam atau tujuh tahun.
Bocah dengan topi merah, sepatu butut yang sudah dekil, kaus kaki yang melonggar, plus sarung tangan tebal yang warnanya tak lagi putih. Saya baru melihatnya kali ini.

Dia jongkok disamping tempat sampah sedikit ketengah dan menghalangi jalan. Dengan tangan mungil itu ia sibuk melipat dan mengikat kardus yang baru saja umi buang. Didepannya terdapat sebuah karung, dengan ukuran kira-kira yang paling kecil dan telah terisi penuh.
Pekerja keras, pikir saya.
Dari wajahnya yang bersih dan polos, saya bisa melihat tanggung jawab yang besar pada anak sekecil itu. mungkin.. ia harus sampai rumah sebelum maghrib. Ibu dan adiknya sudah menunggu, ia ingin buka puasa bersama keluarga.

Saya melihat umi keluar rumah. Sayapun ikut keluar. Umi mengulurkan tangan dengan uang sepuluh ribu rupiah sambil berkata “jang, nih buat buka puasa.”
Si bocah kecil tidak lantas berdiri, ia malah menatap saya dengan pandangan kosong. Saya tidak tega, mungkin ia malu.
Saya masuk. Tidak sengaja saya menitikkan airmata.


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal
(pinjem lirik lagu iwan fals)


Lalu saya mengintip dari jendela kamar. Ia masih bergelut dengan kardus dan tali rafia, lalu memasukan kedalam karung yang sudah tak muat lagi. Sementara umi masih saja berdiri dipintu pagar. “ini ambil!” kata umi terdengar.
Si bocah langsung berdiri, membuka topi dan mengambil uang kertas sepuluh ribu itu. “makasih bu.” Ekspresinya dingin dan menunduk.
“puasa ga?” tanya umi
“puasa..” jawabnya

Saya tidak melihat kelelahan dari wajah itu. Tangan, pakaian, sepatu dan tubunya tertutup debu. Namun wajahnya bersih, binar dimatanya membuat ia nampak ceria.

Umipun masuk. Bocah lugu itu langsung memanggul karung dibahu kirinya. Tangan kanannya meraih tumpukan kardus yang telah rapi diikat, kemudian melangkah pasti.

Maaf. .




 
Tiba-tiba dia minta maaf, melalui pesan singkat yang isinya..
“ aku minta maaf”
“maaf buat apa?” kataku

“aku sering buat kamu nangis, sering banget bikin kamu sedih, kamu kesel,ga ngertiin kamu, ga peka sama kamu. Maafin aku ya..”
Kalimat yang cukup sederhana. Namun kata maaf yang sangat berarti untukku.

Rasanya cukup asing memang.  Aku bisa saja bilang “ini bukan kamu!” tapi aku tidak ingin dia menjawab “iya maaf tadi sodara numpang sms terus salah kirim..”

Entah apa yang buat kamu berkata demikian, tapi seandainya kamu tau, kamu membuatku terharu.

I Love You R!
 


8.13.2011

Keep in Mind


aku berjalan di dalam kesendirian

aku mencoba tak mengingatmu dan mengenangmu
aku tlah hancur lebih dari berkeping-keping
karna cintaku karna rasaku
yang tulus padamu
begitu dalamnya aku terjatuh
dalam kesalahan rasa ini

reff:
jujur aku tak sanggup, aku tak bisa
aku tak mampu dan aku tertatih
semua yang pernah kita lewati
tak mungkin dapat  ku dustai
meskipun harus tertatih

begitu dalamnya aku terjatuh
dalam kesalahan rasa ini
aku tak sanggup, aku tak bisa
aku tak mampu dan aku tertatih
semua yang pernah kita lewati
tak mungkin dapat ku dustai
meskipun harus tertatih

Do you know this song??
Kerispatih. Ya that’s right.

Siang hari sewaktu mengantar kaka jalan, saya mendengar lagu ini diputar disebuah toko yang kami kunjungi. Sementara kaka berdiskusi dengan seorang pelayan, saya yang memang sudah sangat lelah saat itu, hanya duduk saja sambil menikmati lantunan lagu ini. Tiba-tiba.. sayapun teringat jaman SMA dulu. Lagu ini sering dinyanyikan oleh S* (nama sebuah band kelas d SMA).

Saya ingat, pertama kali mendengar lagu ini waktu kami sedang belajar kelompok Fisika dirumah seorang teman. Awalnya tidak suka, tapi coba download dan akhirnya jadi favorite song waktu itu.

Tidak hanya itu, saya jadi rindu teman,sahabat yang sudah mulai sibuk sekarang.
Mungkin mereka tidak akan memiliki waktu lagi untuk saya, untuk kami. Entahlah.
Lagu ini membuat saya rindu SMA Negeri 1 Cimahi tercinta! 




Saya rindu ruang kelas 3ipa3 yang selalu gaduh, sibuk mengerjakan PR pagi-pagi, nyontek waktu ulangan, gosipin guru-guru ditoilet cewe, mainin calculator scientitfic teman
(asli kita berdua kaya orang udik waktu itu). 

It was the days with so many laughs!


Pabase 2010
                                                         


The first Sushi


Keluarga besar 3 ipa 3
                                       

Ketawa bareng-bareng! Aaah.. momen itu tidak akan pernah terganti.
Saya rindu guru-guru.. kalian the best teacher buat kami. Walaupun sering marah, sering kami ledek dibelakang, kami tidur saat kalian mengajar, chatting pake kertas waktu pelajaran Pkn :
“Septi : on :D “
... ..
Tapi kami sayang kalian Pak, Bu. 

Kelak kita akan bertemu lagi dengan pakaian yang berbeda, namun kami tetap murid kalian dan kalian tetap Guru kami.

i cried when i writing this!
Pertama kali dimarahi guru kimia, dicubit guru matematika, jatuh dari tangga, sukses dipermalukan lewat kehebatan sang guru olahraga.. nasihatmu pak.. tidak akan saya lupa! Oya terimakasih untuk menemukan kacamata saya! Haha (semuanya berawal dari situ).
Saya menangis waktu dipeluk Ibu Dali (guru b.inggris) didepan gerbang ketika mau melaksanakan ujian.


saat itu surat kelulusan baru datang, dan umi bilang : 
baju-baju seragam kasihin aja ya, sayang disini juga buat apa.”
Waktu liat baju udah masuk kantong, berasa ga rela.. saya mengambil se’setel pakaian abu putih yang paling sering dipakai plus topi dan dasinya, seragam batik dan kaos olahraga (masih bersih. aku paling nyaman memakai itu), lalu masukan dikembali kedalam lemari. Mereka ini, seperti sudah bagian dari saya.

Saya baru sadar waktu lagu ini habis, dan kaka mengajak saya ketempat lain lagi .

i just thank for the experience that i got years ago. That lines, showed me how important  you are.
i think i'm lucky to have that experience.



8.12.2011

Ketika Harus Memilih





Aku melihat cahaya terang diujung lorong itu.
Ia memberiku pilihan “datanglah, tapi hanya ada tempat untukmu sendiri”.


8.10.2011

Anak Gadis Papah



Adakah yang lebih mencintaimu selain aku, Pah? Tak jumpa dengan sosokmu seminggu ini membuatku sedikit khawatir. Mungkin rindunya lebih daripada rindu pada kekasih. Yang rasanya tidak bisa dijabarkan satu persatu. Lidahku kelu untuk sekedar mengatakan, “aku kangen papah, cepat pulang ya”. Iya aku malu mengatakannya, saat tak pernah malu mengucap rindu pada kekasih sendiri.

Kurunut lagi kebiasaan-kebiasaan kami yang lalu. Konversasi berjam-jam yang sarat dengan petuah. Bahwa aku harus selalu berpikir panjang jika akan melakukan segala sesuatu. Bahwa aku tak boleh menangis, karena semakin sedikit air mata yang tumpah maka akan semakin cepat mimpiku terwujud. Bahwa kau bilang tak akan pernah tinggalkanku karena aku kesayanganmu.

Jika orang bertanya siapa guru terbaikku yang pertama kali mengenalkan abjad, tentu kau orangnya. Saat keluarga kita tak punya cukup uang untuk biaya sekolah Taman Kanak-Kanak, kau tampil sebagai guru pertama kali. Selepas magrib aku akan diajarkan menulis. Pensil harus selalu diserut dan buku tulis bersampul coklat itu harus digaris tepi kanan kirinya. Aku diajarkan rapi sedari dulu. Dulu kau memang tak pernah ajarkan aku prosa, sajak, puisi indah atau rima yang menari di setiap tulisan karena sekolahmu sendiri tak pernah tinggi. Diajarkannya juga aku menggambar, sayangnya gambarku selalu buruk. Acak-acakan dan tak jelas. Saat contoh gambarmu selalu bagus dan aku hampir putus asa jika gambarku tak sedikitpun mirip denganmu. Aku lebih suka menulis, tenggelam dengan pensil bergaris merah dan hitamku di lantai. Berderet-deret huruf kucontoh dari tulisanmu yang paling atas.

Pah, tak apa jika kau selalu marah karena aku lekas mengantuk akibat terlalu banyak main di siang hari. Tak apa kau cuma mampu membelikan buku cerita rakyat ketimbang membelikanku buku bersampul warna-warni dan mahal. Tapi kau yang membuatku selalu disayang guru Bahasa Indonesiaku, menyukai barisan kalimat indah dan yang paling penting bisa menulis surat cinta untukmu Pah..


Aku cuma gadis kecilmu.. Masih memiliki sifat yang sama seperti dulu ketika masih berlarian memakai kaus kutang dan celana dalam ke mana-mana. Yang selalu dilarang bermain hujan dan cuma menatap iri pada anak lain seumuranku. Harus berteduh sendirian saat anak-anak lain pulang beramai-ramai sambil hujan-hujanan dan membuatku harus rela pulang sendirian setelah reda. Aku yang tak berani pulang ke rumah jika nilaiku dulu bukan “jipel”, kata lain dari 100, dan aku pernah memalsukan tanda tanganmu di nilai hasil ulangan yang harus dikembalikan pada Bu Guru.

Pah, aku selalu membelamu. Sebesar apapun kesalahan itu. Karena kuyakin Tuhan punya jawaban sendiri atas apa yang terjadi. Kau ingat kan Pah, saat berumur 10 tahun aku pernah menggegerkan kampung karena menyiram wajah orang dengan bubur kacang hijau hanya karena dia bicara sembarangan tentangmu. Seberani itu aku lakukan karena tak pernah rela orang lain bicara kasar tentangmu. Dan catatan kecilmu waktu itu bermula dengan kata-kata bahwa aku sangat badung.


Satu hal yang selalu kuingat bahwa tak ada cinta darimu yang pernah terbagi, karena cinta untukku cuma satu kan Pah. Terlalu banyak hal manis tentangmu. Coba kuceritakan satu hal, kau pasti ingat berdua kita pernah bersirobok dengan tak ramahnya Ibukota. Saat motor besarmu tak mampu menembus banjir, berputar-putar di arah jalan pulang dan kelelahan di warung Indomie. Menikmati teh panas, gorengan dan menertawakan hujan yang rajin berkunjung belakangan ini. Saat sepatu dan pantalonmu basah kita akhirnya pulang dengan saling bercerita di jalan. Teringat pula saat aku harus wawancara kerja terakhir, kau melaju dikecepatan 100 km/jam karena tak ingin gadismu kehilangan kesempatan. Ah Papah, sejuta bahkan semilyar kata tak cukup gambarkan semuanya. Betapa aku tak pernah bisa menahan bulir-bulir hangat jatuh di pipi untuk sekedar mengingat apa yang sudah pernah kau lakukan untukku.


Rindu. .



Aku, kami dan ayah
Aku dan ayah bersahabat sejak lama
Sangat menyenangkan mengenalnya.
Bermain bersama.. hingga aku beranjak remaja.

Ayah adalah sosok yang istimewa.
Walau kadang melotot, aku tetap rindu pelukannya.

Ayah sosok yang (over) protective terhadap anak perempuannya. Betul ?
Iya takut kehilangan. Iya tau, bahwa kelak putri kecilnya akan menjadi dewasa dan memilih tinggal bersama orang yang dicintainya (suaminya).

Aku rindu sosok ayah yang dulu... sugguh !
aku rindu bagaimana iya mengerutkan dahi dan menatapku tajam saat seorang pria kecil mengantarku pulang..
Aku akan selalu sayang ayah, apapun keadaannya.

dimana ayah sekarang??  I want him to be here !!

8.09.2011

Jadi Penulis






Malam ini. Mungkin pagi ini, entah mengapa rasanya sulit untuk memejamkan mata.
Seperti biasa, setelah menulis beberapa kalimat untuk ditampilkan di blog saya, saya selalu browsing mencari inspirasi dari sebuah blog milik seseorang.
Saya sangat takjub dengan tulisan-tulisannya. “seandainya saya sehebat beliau..”

Saya ingin menjadi seseorang yang bisa mencurahkan, memberikan bait-bait kalimat indah yang bisa menyihir para pembacanya, melebihi kharisma sihir Harry Potter yang saya kurang mengerti jalan ceritanya,
*tetapi lebih sering membuat saya cemburu.

Ingin rasanya menjadi seorang penulis. Mungkinkah? mungkinkah???

Sebuah Pilihan


Hidup kita didunia ini hanya sementara. CUMA LEWAT! Katanya...
Aku percaya.
Aku sering termenung sendiri, kadang aku ingin seperti mereka, seperti status-status dan activity di social netwok (facebook) atau mereka yang mulai mengganti rumah kedua.
Mungkin aku akan menyusul, tidak ingin tidak. Meski kadang hal bodoh merasuk dalam diriku yang mengatakan aku tak mampu atau aku yang mulai sedikit ragu.
Tapi aku tidak membiarkan ini berlalu. Segera aku singkap dan aku hapus agak menekan agar tak berbekas sedikitpun.
Kelak aku ingin menjadi orang “besar”. Setiap orang mengiginkan hal yang sama.
Akupun yakin, setiap orang menginginkan kesuksesan dalam hidup mereka.

Aku berfikir dan terus berfikir. Ditengah hujan, panas terik, dinginnya embun yang membuat hatiku layu dan jiwaku yang membeku.
Jika aku menjadi orang “besar” artinya aku menjadi orang sibuk dengan kertas-kertas diatas meja kerjaku, aku akan menelantarkan anak dan suami tercintaku, oh tidak , mungkin saat itu isi rumah masih sepi, tanpa putra putri, karena tidak ada laki-laki yang mau mendekat denganku.
Parahnya, aku mungkin lupa agamaku.

Aku masih ingat, saat di SMP dulu, aku pernah menulis namaku disepucuk kertas dengan gelar yang berderet beserta embel-embel lainnya. Aku berikan pada temanku, iapun menulis yang sama dan berlanjut terus. Hingga aku simpan dan entah dimana sekarang.

Aku bersyukur bahkan sangat bersyukur
Karena Tuhan masih memberi waktu
Untuk aku memilih masa depanku.
Manusia memiliki batas kemampuan. Itu yang aku tau.
Semakin besar kedudukan seseorang, semakin besar pula tanggung jawab yang harus mereka emban.
Aku tak ingin lagi gelar yang berlebihan...
Cukup tertulis huruf Hj sebelum nama depanku, sebelum nama depan kedua orang tuaku.
Bukan untuk mampang, atau ingin dilihat orang.
Ini hanya sebuah impian sederhana, atau lebih tepatnya sebuah kewajiban yang ingin dan harus tercapai jika Tuhan mengijinkannya.
Jaman sekarang, hal seperti ini memanglah sudahlah biasa.
Namun aku hanya melihat euforia disana untuk menandakan (nama jalan).

Impianku
Mungkin kelak aku akan menjadi wanita dengan jubah hitam(semoga ada warna lain) dengan cadar yang melingkar dipipinya. Wajah tertunduk dihadapan tangan lembut laki-laki dengan leher bersorban.
Maaf,bukan ingin terlihat fanatik atau ingin dilirik sinis orang dengan hati yang bergumam “teroris”.
Setiap orang memiliki pilihan !!
Mengertilah.. aku bukan seseorang yang nanggung.

Aku sadar benar, bagaimana setiap orang hanya mengejar dunia saja. Teramat sibuk. Hingga melupakan waktu bercinta bersama Penciptanya. Termasuk aku. Ya aku...
Meski tidak semua..
Tapi tak pernah luput dari pandangan, pendengaran, bagaimana kebanyakan orang berlomba lomba mencapai kekayaan, kemakmuran hidup tanpa mengerti bahwa jika nafas berhenti kesejahteraannya pun pergi tanpa arti.

Bukankah begitu menakutkan sakaratul maut itu??
Lalu bagaimana dengan siksa kubur yang memang benar ada?
Atau padang masyar atau jembatan sirotul mustakim...
Syurga dan neraka.
Aku tak bisa bayangkan.. !!

Aku tidak ingin mengejar dunia semata..


8.07.2011

Langitku


Malam ini aku melihat langit nampak begitu cerah. Dihiasi indahnya terang bulan dan bertabur gemerlap bintang. Tidak seperti biasanya, kini ia tampil dengan selendang sutra dibahu kanan.
Ia nampak begitu *pangling.
Dengan senyuman pesona aku bertanya pada langit.
“langit apakah yang menjadikanmu nampak begitu sempurna?”
Langit menjawab “sungguh kesempurnaan yang ada ini tidaklah nyata.”
“Tapi keindahanmu ini membuat ku tak ingin berpaling darimu, kau harus menemanimu hingga pagi nanti” jawabku.
Langit tertawa.. “tidakkah kau cukup bodoh untuk memandangku dari jarak ribuan mil jauhnya?”
“Mengapa? Sepertinya kau tidak rela?”
“aku berpenampilan begini untuk menemui seseorang. bukankah kau pernah merasakan indahnya jatuh cinta?”
“jatuh cinta? Pada siapa?” jawabku
Langit tidak menjawab. Ia malah nampak murung dan lesu, amat mencolok dari penampilan awalnya.
“jatuh cinta itu indah, membuatmu bernyanyi dan menari. Setiap apapun yang sedang kasmaran akan selalu merasa bahagia hatinya. Bagaimana denganmu?”
Langitpun mulai menangis...
“aku bukanlah sosok sempurna yang kau lihat itu. jika kau mendekat padaku, kau akan melihat betapa bulan megerutkan wajahnya untukmu. Mungkin sinar bintang akan membakar habis tubuhmu. Bukankah aku begitu kejam.. ?
Ada saatnya aku berwarna kelabu, kusut dan mendung. Setiap orang akan memalingkan mukanya dari tatapanku. Bahkan munutup kepala agar tidak terkena air mataku, dan pakaianmu akan basah kuyup karena ulahku.”
Aku terdiam menatap langit. Berapa lamakah iya telah memendam rasa sedih itu...?
“Kamu benar, kenyataan mengatakan bahwa kau tidaklah begitu sempurna. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik Penciptamu seorang. Lalu, apa lagi yang harus kau hawatirkan?”
Mendengar pernyataanku, langitpun menghentikan tangisnya.
“apa kau masih ingin memandangku jika bulan dan bintang pergi meniggalkanku?” tanya langit kecewa.
“aku akan senantiasa ada untukkmu, karena awan-awan dibawahmu melindungiku dari panasnya sinar mentari, air hujan yang turun menyejukkan dan memberi kesegaran tanah untuk kelangsungan hidup kami. Bukankah kau begitu berarti???”
Ternyata langit tidak mudah percaya.
“ lihat selalu ada pelangi setelah hujan!”
Langitpun tersenyum.
“Aku pergi dulu, kau harus tidur nyenyak malam ini“




Ramadhan~ku, 2011


Hari ini tepat hari ketujuh di bulan ramadhan. Tapi untuk saya pribadi hari ini adalah hari pertama saya berpuasa di bulan ramadhan karena sempat halangan sejak satu minggu yang lalu, saat bulan penuh berkah ini baru menyapa setiap umat islam didunia.
Tidak enak sebetulnya, betapa saya ingin berpuasa ‘full’ dan beribadah dengan giat dan khusuk. Bukanlah kita tidak tahu apakah kita masih akan bertemu dengan ramadhan yang akan datang.?
Tapi bagaimana lagi, saya tidak bisa menentang hukum alam seorang wanita.

Hmm..
Bukan cuma itu. Ramadhan kali ini juga terasa begitu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Betapa saya sangat merindukan kehangatan berkumpul dengan keluarga saat sahur ataupun buka puasa. Sejujurnya saya rindu dengan  ramadhan tahun 2006 saat semua berkumpul disini. Saat itu saya masih duduk di kelas dua SMP.
Saya yakin setiap orang pasti memiliki ramadhan terindahnya masing-masing.
Walupun saya mengerti seharusnya setiap ramadhan harus selalu menjadi ramadhan terbaik dan terindah. Bulan ramadhan juga bukan semata-mata bulan penuh berkah dimana kita hanya berlomba-lomba berbuat baik dan megumpulkan pahala untuk kehidupan yang akan datang kelak.
Benar memang...
Tapi arti ramadhan yang paling bermakna menurut saya adalah dimana kita bisa lebih mendekatkan diri dan beribadah dengan ikhlas kepadaNya.

Cinta dan Kasih Sayang, Apa Bedanya ??


Saya tidak mengerti tentang cinta.
Apakah perbedaan antara cinta dengan kasih sayang ???
Seorang guru fisika pernah pernah bertanya pada muridnya. (fisika=cinta? ga nyambung sih, tapi ini fakta).  “apa itu cinta?” katanya. Si muridpun menjawab tanpa ragu “cinta itu kasih sayang.”
Tapi tidak menurut saya.. mengapa??

Bila kita mendengar kata cinta atau love. Saya yakin hal yang pertama kali terlintas dalam fikiran anda adalah sang kekasih. Meskipun banyak orang yang menafsirkan bahwa cinta itu tidak saja melulu untuk pasangan atau teman hidup.
Membahas cinta dan kasih sayang, setiap orang pasti memiliki opini yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Sedang menurut pandangan saya sendiri, cinta itu hanyalah sebuah ketertarikan terhadap sesuatu, (tidak selalu pada lawan jenis ataupun benda hidup) ketertarikan itu dapat membuat sesorang ingin selalu melihat dan menimbulkan hasrat untuk memiliki.

Sebagai contoh ketika kita sedang jalan-jalan disebuah mall atau pusat perbelanjaan, sepintas melalui ujung mata terlihat ada sesuatu yang berkilau.. *hihi gigi kali berkilauu..
yaa kakipun berjalan mendekati(sedikit berlari karena penasaran) akhirnya matapun langsung jatuh cinta pada sepasang sepatu yang demikian cantiknya.
Walaupun sepatu letaknya dikaki, tapi bagi sebagian wanita justru sepatu tidak boleh ketinggalan modis. Oke, lanjut ciinn..
belum lagi disitu bertuliskan LIMITED ADITION! *wow..
mulai deh tuh rasa ingin memilikinya semakin tinggi. Sepatunya bagusss, waktu liat harganyaa bagus jugaaa (mahal! Namanya juga limited adition). Tapi walau begitu bukan berarti kita menyerah lalu menaruh kembali sepatunya ditempat semula. Malahan kita rela, merengek sama ortu minta dibeliin, ga peduli disitu orang-orang pada merhatiin.
Sayangnya kita udah gede, ga bisa gitu...
Akhirnya terpaksa deh bongkar celengan atau nabung dulu, tapi awas waktu dana sudah mencukupi bisa-bisa sepatu udah ada yang beli. Hehe
Atau saking mepet... aduh jangan deh ngelakuin dosa.. mencuri misalnya. *say NO
Yang namanya cinta kan ga bisa dipaksakan... harus ada persetujuan antara kedua belah pihak. ^^v

Ya sudah tidak perlu panjang-panjang ceritanya. Saya yakin kalian mengerti maksud saya.
Itulah cinta. Membuat seseorang rela melakukan apa saja untuk memilikinya.
Cinta bisa membuat sesorang menjadi gila. Banyak ko orang yang gila karena cinta.
Ada juga orang yang nekat mengakhiri hidup karena putus cinta. ( kasiann bangeett )

Berbeda dengan kasih sayang. Kasih sayang terkesan lebih lembut, lebih ramah terhadap para penganut kasih sayang. Hehe (emang ada?)
Cinta kepada orang tua, kakak, ade, saudara, sahabat,teman-teman (maaf yang tidak disebut) itu lebih cenderung kepada rasa kasih sayang. Takut apabila orang yang disayang terluka atau tersakiti, tidak ingin melihat orang yang disayangi bersedih, (de el el yang bisa bikin terharu).

Dari beberapa uraian diatas, tentunya kasih sayang dengan cinta... It be different!
Apakah cinta bila kita menangis karenannya?
Apakah cinta bila kehormatan seorang gadis direnggut olehnya?
Baik dipaksa atau tidak, tetap saja termasuk kejahatan.
Bisa disebut tindak kriminalitas atas nama cinta ! *tepuk tangan

Hhhh.. cape juga kalo demo lagi puasa.. hehe.
Jadi intinya... kata cinta itu memang luas maknanya. Tergantung bagaimana seseorang itu melihat dari sisi sebelah mana. Mungkin jika ada yang baca tulisan ini, bisa jadi mendukung atau malah menolak dengan keras.

Tapi saya yakin, tidak akan ada yang berani menentang kalimat dibagian akhir ini..
Sesungguhnya cinta yang paling mutlak dan selalu menghadirkan segala kebaikan, cinta yang ikhlas, adalah cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala. Indah banget kaan ?!

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberkahi dan selalu mendapat rahmatNya. Amin



8.06.2011

harapan


Aku memillih diam daripada harus berkata-kata
Mungkin harapan itu masih ada, namun entah dimana keberadaannya
Aku ingin marah
Aku ingin berontak
Sayangnya gerakku terbatas
Aku masih punya agama, dan keyakinan itupun masih melekat kuat
Kadang aku takut, aku ingin pergi dan lari dari kenyataan yang ada
Artinya aku melawan nasib atau takdir, entahlah...
Aku hanya bisa memohon dan meminta kepada-Nya.

8.05.2011

First Love and Love at The First Sight





Saya merenung...
Cepatnya waktu berjalan membuat saya mengingat hari-hari indah dimasa kecil. Saya masih ingat benar bagaimana saya hampir membuat kebakaran rumah tetangga, meminum minyak goreng dan pernah menyelinap masuk rumah orang karena tersesat.
Hal-hal itu yang sering membuat saya cekikikan sendiri.


Tapi diantara banyaknya kisah di masa kecil, yang paling saya ingat adalah..
ketika pertama kali saya jatuh cinta pada seorang anak laki-laki seusia saya. Saat itu saya masih duduk dibangku kelas dua sekolah dasar. *Haaaa?
Terlalu kecil memang untuk mengenal cinta diusia saya ini. Tapi memang itulah yang saya rasakan.
LOVE AT THE FIRST SIGHT!!
Jadi begini ceritanya..
Suatu hari disebuah sekolah islam di kota Bandung, ketika itu saya dan teman-teman (kami) sedang belajar didalam kelas. Hening.. namun tiba-tiba gaduh karena kedatangan dua orang siswa baru (kembar). Yoga dan Yogi namanya. Walaupun kembar mereka memiliki watak dan sifat yang berbeda. Namun saya lebih menyenangi Yoga sang kaka karena gayanya yang agak kemayu dan sangat mudah menyesuaikan diri dengan kami.
Tapi maaf bukan Yoga cinta pertama saya itu.... : )
*horeee!

Keesokan harinya, saya tidak masuk karena sakit. Karena rumah saya dan teman saya cukup berdekatan dan memang sudah keseharian kami main bersama, sehingga saat sakitpun saya masih berkumpul dengan mereka. Saat itu mereka baru pulang. Dengan bersemangat Indri dan Hany menceritakan kabar yang mengejutkan namun tidak cukup membuat saya percaya.
Begini katanya..
“sep.. kemarin kan ada anak baru, Yoga dan Yogi. Sekarang ada anak baru lagi.. tebak siapa namanya!!”
Indri menyuruh saya menebak dengan nada sedikit memaksa.
Saya hanya mengerutkan alis dan mengangkat bahu sambil berkata “ga tau...!”
Dengan bersamaan mereka berkata.. “Yuga !!”
Spontan saya tidak percaya. Saya yakin mereka hanya ingin mengerjai saya karena hari ini saya tidak masuk. Mereka berusaha meyainkan, namun saya tetap tidak percaya. Habis.. beberapa kali mereka memang selalu seperti ini.
“iya kita lihat besok” kata Hany menantang. Hmmm siapa takut, pikirku.

Waktu saya Hany dan Indri sedang bermain di sebuah jungkat-jungkit depan gerbang. tiba-tiba “itu tuh....” kata indri sambil menunjuk seorang anak laki-laki yang  sedang berjalan kearah gerbang bersama Roby.
Ditunjuk seperti itu, Yuga langsung menatap kearahku. Kami saling berpandangan sebentar lalu Yuga melempar senyum karena malu.
Subhanallah... ada makhluk setampan ini...? rasanya jantung saya mau copot saat itu...
Entah getaran apa, ternyata ini yang namanya cinta pada pandangan pertama...
Sejak saat itu, saya ingat benar setiap kali mau tidur saya langsung memeluk guling untuk menutup wajah dan langsung membayangkan Yuga (he’s my first love).

Saya tidak pernah bilang pada siapapun tentang ini, termasuk Indri dan Hany bahwa saya menyukai Yuga. saat itu saya tidak tahu jatuh cinta atau pacaran itu apa. Jadi saya hanya menyimpan semua perasaan saya sendirian.

Suatu hari saya melihat Yuga dkk, sedang bernyanyi di depan kelas. Sayapun keluar. Niat nya mau jajan. Biasa.. sama Indri dan Hany.
Ketika lewat didepan mereka, sepintas saya mendengar mereka bernyanyi lagu sheila on seven yang memang sedang hits saat itu, SEPHIA.
Tapi tidak.. bukan sephia namun septia. Saya mendengar dengan jelas yuga dan yang lain mengganti liriknya. Semakin saya berlalu, mereka semakin keras menyanyikan dan selalu menekannkan suara pada bagian itu. Entah apa maksudnya, mungkin hanya candaan jadi saya tersenyum saja.

Semakin hari, saya sering menemukan Yuga yang sedang curi-curi pandang terhadap saya. Seneng sih... tapi saya hanya balas dengan senyum jutek, pura-pura tidak suka dengan perlakuannya, padahal..... OMG senangnyaaaa !!
Hingga suatu ketika, seorang teman (lupa namanya) dia cukup dekat dengan Yuga, anak perempuan yang sedikit tomboy. Dia bilang Yuga menyukai saya. Saya tidak jawab apa-apa. Hhhh... legaaa rasanya ternyata cinta saya ini tidak bertepuk sebelah tangan.

Sejak ada kehadiran Yuga, hari-hari berlalu begitu menyenangkan...
Yang saya ingat, waktu itu saya sedang main sepeda bersama teman-teman di sebuah SMA Kristen di Bandung, tepatnya di Pasteur. Kami sering bermain sepeda kesana, karena jalanannya yang bagus dan banyak bukit-bukit kecil. namun untuk kali ini, agak berbeda dari biasanya.
Saat itu sore hari, udaranya bagus, sejuk, langitnya pun sangat cerah. Ketika kami sampai, teman-teman langsung memacu sepeda cepat menyusuri jalan yang halus dan menurun itu. berbeda dengan saya. Saya memilih ke pinggir melewati bukit-bukit kecil.
Mungkin perasaan yang kuat, tenyata di atas bukit itu ada Yuga. kami berpapasan, dan sempat berhenti sejenak untuk saling memandang. Tapi aku langsung berlalu dengan wajah dingin, tanpa senyum. Hingga saat ini saya masih ingat bagaimana ekspresi anak laki-laki yang telah mencuri hati saya. sayapun masih ingat dengan jelas Yuga memakai kaos berwarna hijau lumut saat itu.

Tanpa saya duga, ternyata hari itu menjadi hari pertemuan kami yang terakhir...
*yaaaa : (
Saya pindah rumah ke daerah cimahi. Saya pergi tanpa pamit pada Yuga. Saya hanya membawa kenangan indah bersamanya, membawa rasa cinta yang tak pernah terungkap.
Saya pergi, padahal saya belum tahu dimana tempat tinggalnya. Bahkan saya tidak tahu nama kepanjangannya.
Bagaimana mungkin saya mencari hanya dengan mengandalkan sepotong nama..?/
sementara di Indonesia mungkin ada ribuan orang yang memiliki nama yang sama.
Jangankan Yuga. Hany dan Indri sahabatku.. aku juga tidak tau dimana mereka sekarang.
aku pernah mengunjungi kediaman mereka yang dulu.. kosong.. mereka sudah pindah.
Kata seorang tetangga Hany ke Tasik. Sedang Indri entah kemana.

Saya ingin bertemu dengan Yuga, sekaliiii saja!!
hanya untuk mengatakan apa yang dulu terpendam. saya ingin bilang bahwa saya juga menyukainya.
Saya ingin meminta maaf. Saya tidak pernah membencinya, justru saya sangat menyayanginya... Hanya itu.... :’(

Suatu ketika saya pernah mengikuti lomba paskibra disebuah SMA. Saya melihat seseorang sangat mirip dengan Yuga. Saya melihatnya, iapun melihat saya. Tatapan itu... sepertinya saya kenal..
Tapi entahlah, mungkin bukan.. mungkin hanya perasaan karena saya terlalu merindukannya.
Kalaupun itu benar Yuga, mungkin saya sudah kehilangan dia dua kali...

Sekarang saya hanya bisa berdo’a semoga Yuga bahagia, semoga Yuga menemukan wanita yang tepat yang menyayanginya dengan tulus.... amin

##Sephia
Malam ini ku takkan pulang
Tak usah kau mencari aku
Demi cintamu
Hadapilah ini
Kisah kita takkan abadi

Selamat tidur kekasih gelapku
Semoga cepat kau lupakan aku
Kekasih sejati mu
Takkan pernah sanggup untuk melupakanmu

Selamat tidur kasih tak terungkap
Semoga kau lupakan aku cepat
Kekasih sejati mu
Takkan pernah sanggup untuk meningggalkanmu# sephia, so7


for my first love..
Y

*You’re not special anymore for me! I wrote that doesn’t mean I’m still in love with you.