4.23.2012

Kubiarkan Nurani Bicara




Biar kuceritakan sedikit rahasia ini.

Mungkin aku buta karena tak mampu melihat arah tujuanku sendiri. Mungkin aku bisu karena tak mampu bertanya arah mana yang harus aku lalui. Mungkin aku lumpuh karena tidak mampu tegas atas diriku sendiri.

Tapi aku tidak tuli, karena aku masih mendengar kemana nuraniku memanggil. Dan hatiku. Ia tidak buta. Tidak bisu. Tidak tuli. Dan tidak lumpuh. Hatiku tahu kemana aku harus melangkah. Akan kuikuti saja dia. Lagipula aku tidak mungkin menyesatkan diriku sendiri. Sesungguhnya hati tahu mana baik dan buruk. Benar dan salah. Berbeda dengan pikiran. Bisa memutar otak. Membuat baik menjadi buruk. Dan membuat salah menjadi benar.

Aku sedang diperdaya diriku sendiri. Aku merasakannya. Pernah menyesal? Ya, seperti itulah. Tapi tidak lama penyesalan itu akan hilang. Lalu aku berbuat salah lagi. Lagi dan lagi. Seolah yang aku lakukan adalah baik dan benar.

Hidup memang tentang bagaimana memutar otak supaya kita survive. Tapi memberi sedikit waktu untuk mendengarkan hati dan nurani bicara adalah sebuah keharusan, terutama bagi diriku sendiri. Jika aku bertanya, maka ia menjawab. Dan aku akan puas. Hati dan nurani itu seperti wakil Tuhan (Allah swt) yang ke-sekian.

No comments:

Post a Comment